Senin, 10 November 2014

Produktivitas dan 10 keputusan Manajemen Operasi

Manajemen Operasi


BAB I
PENDAHULUAN

Kata produktivitas memang telah menggema di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini, walaupun kegiatan untuk meningkatkan produktivitas baik  tenaga, modal, tanah, maupun sumber-sumber alam lainnya yang tersebar di seluruh tanah air kita telah berlangsung lama. Kalau kita membicarakan produktivitas, seharusnya kita tidak melepaskan  diri dari falsafah negara kita Pancasila. Peningkatan produktivitas mutlak diperlukan baik oleh lingkungan badan pemerintah maupun swasta, karena peningkatan produktivitas mengandung  pertambahan hasil dan perbaikan tata pencapaian produksi. Badan usaha yang  sukses adalah badan usaha yang dapat mengolah tenaga kerjanya dengan baik dan  efektif. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain  kompensasi, insentif, lingkungan kerja, pendidikan dan latihan, kesempatan kerja, dan kemampuan manajerial.
Produktivitas mempunyai pengertian filosofis dan teknik operasional. Secara filosofis produktivitas merupakan sikap mental yang mempunyai pandangan bahwa "Mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini" {Ravianto1985). Sikap seperti di atas tentu sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan dalam melakukan berbagai aktivitas dan diharapkan pula menciptakan suasana kehidupan kerja dan prosedur kerja yang  lebih baik serta dapat menciptakan metode-metode dan sistem kerja yang  produktif dan dapat menghindari pemborosan-pemborosan yang pada akhimya  mendatangkan kerugian bagi pihak badan usaha.  Secara teknik operasional, produktivitas diartikan sebagai efisiensi dari  penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pengeluaran yang efisien. 





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Produktivitas
Definisi atau Pengertian Produktivitas menurut para ahli :
1.      Werther (1986) yang mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah keluaran  fisik per unit dari usaha produktif, produktivitas adalah tingkat keefektifan dari  penggunaan tenaga kerja dan peralatan.
2.      Suprihanto (1992) mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah  perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseiuruhan sumber  daya yang dipergunakan.
3.      Winardi (1981) mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah rasio output fisik  dibandingkan dengan input fisik.
4.      Jay Heizer mengatakan bahwa pengertian produktivitas adalah perbandingan antara output (barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber daya seperti tenaga kerja dan modal).
Payaman Simanjuntak (1983) mengungkapkan tiga definisi atau pengertian produktivitas sebagai berikut :
  1. Secara filosofis produktivitas mengandung pengertian pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan,  keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan harus  lebih baik dari hari ini.
  2. Secara defmisi kerja produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan persatuan waktu.
  3. Secara teknis operasional produktivitas mengandung makna peningkatan  produksi yang dapat terwujud dengan tiga bentuk yaitu: Pertama, Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber  daya manusia yang lebih sedikit. Kedua, Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan  sumber daya yang lebih sedikit. Ketiga, Jumlah produksi yang lebih besar dapat diperoleh dengan pertambahan  biaya yang relatif sedikit atau kecil. Dari beberapa batasan yang dikemukakan di atas mengenai produktivitas,  maka dapat dikatakan produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran  (output) dengan masukan yang digunakan (input) pada suatu periode.  Adapun  unsur masukan dapat digunakan berupa modal, tenaga kerja, mesin dan peralatan, bahan-bahan, dan sebagainya. Sementara keluarannya dapat berupa fisik unit atau  nilai uang dan dapat berupa non fisik dalam hal ini berbentuk jasa.
Definisi atau pengertian di atas menunjukkan produktivitas total, karena dikaitkan  dengan masukan secara keseluruhan dan keluaran secara keseluruhan pula. Apabila salah satu faktor masukan yang diperhitungkan dinamakan produktivitas  parsial. Misalnya produktivitas tenaga kerja, karena ditinjau dan diperhitungkan  khusus pada unsur tenaga kerja saja.
2.2. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut system pemasukan fisik perorangan/perorang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut pandangan/ pengawasan harian, pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar.
Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana. Contohnya ketika produktivitas dapat dihitung sebagai jam kerja per ton dari suatu jenis baja tertentu. Meskipun jam kerja merupakan ukuran input yang umum, ukuran lain seperti modal (investasi dalam dolar atau rupiah), bahan baku (jumlah ton bijih besi), atau energi (kilowatt listrik) dapat digunakan. Contohnya dapat diringkas dalam persamaan berikut.

Produktivitas
Sebagai contoh, jika output yang dihasilkan = 1000 dan jam kerja yang digunakan adalah 250, maka
Produktivitas
                      
                       = 4 unit per jam kerja


Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang tidak digunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni: kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja

2.3. Variabel Produktivitas

Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas ( productivity variables ) berikut:
1.      Tenaga kerja, berkontribusi sekitar 10% dari peningkatan tahunan.
2.      Modal, berkontribusi sekitar 38% dari peningkatan tahunan.
3.      Manajemen, berkontribusi sekitar 52% dari peningkatan tahunan.

Tiga faktor ini sangat penting dalam meningkatkan produktivitas. Mereka mewakili bidang cakupan yang luas di mana manajer dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan produktivitas.
Tenaga kerja, peningkatan tenaga kerja pada produktivitas di sebabkan oleh tenaga kerja yang lebih sehat, lebih berpendidikan dan lebih bergizi baik. . peningkatan ini juga dapat dikaitkan pada pendeknya hari kerja
Modal, manusia merupakan mahluk yang memanfaatkan peralatan . investasi modal merupakan salah satu peralatan tersebut. Pertukaran antara modal dan tenaga kerja selalu berubah, semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin banyak proyek yang membutuhkan modal besar yang ‘tersingkir’ karena tingkat pengembalian investasi semakin kecil. Manajer menyesuaikan rencana investasi dengan perubahan-perubahan dalam biaya modal.
Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen bertanggung jawab memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktifitas. Manajemen berperan dalam lebih dari setengah peningkatan produktivitas tahunan, termasuk peningkatan yang diperoleh melalui penerapan tekhnologi dan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Penerapan tekhnologi dan ilmu pengetahuan sangatlah penting bagi masyarakat maju. Oleh karena itu, mereka disebut masyarakat terdidik. Masyarakat terdidik adalah masyarakat dengan tenaga kerja yang telah berpindah dari pekerjaan kasar ke pekerjaan yang berbasis tekhnologi dan informasi yang tentunya memerlukan pendidikan berkesinambungan.

2.4. Produktivitas dan Sektor Jasa

Sektor jasa mempunyai tantangan khusus dalam proses pengukuran produktivita Secara akurat dalam peningkatan produktivitas. Kerangka analisis tradisional dari teori ekonomi hanya berlandaskan pada aktifitas penghasilan barang. Oleh karena itu, kebanyakan data ekonomi yang dipublikasikan berkaitan dengan produksi barang. Bagaimanapun juga, hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun ekonomi jasa sementara ini meningkat, kita pernah mengalami pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat.
Produktivitas di sektor jasa terbukti sulit ditingkatkan karena pekerjaan di sektor jasa:
1.      Biasanya padat karya, contoh: konseling, mengajar
2.      Biasanya diproses menurut keinginan individu yang unik, contoh: konsultasi investasi
3.      Biasanya merupakan pekerjaan intelektual yang dilakukan oleh seorang profesional, contoh:diagnosis kesehatan
4.      Biasanya sulit dimekanisme dan diotomatisasi, contoh: potong rambut
5.      Kualitasnya sulit dievaluasi, contoh: kinerja perusahaan konsultan hukum
Semakin tinggi tingkat intelektual dan personal dari suatu pekerjaan, semakin sulit pula mencapai peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas yang rendah dalam sektor jasa dikaitkan dengan peningkatan aktivitas yang rendah produktivitasnya dalam sektor jasa. Termasuk di dalamnya adalah aktivitas yang sebelumnya bukan merupakan bagian dari bisnis, seperti tempat penitipan anak, penyiapan makanan, pembersihan rumah dan jasa binatu. Kegiatan ini telah dipindahkan keluar dari rumah dan masuk ke dalam ekonomi dengan semakin bertambahnya kaum perempuan yang terjun ke dunia kerja. Aktivitas ini berdampak pada produktivitas rendah yang terukur pada sektor jasa walaupun produktivitasnya meningkat karena aktivitas ini sekarang lebih efisien dari sebelumnya.



2.5. 10 Keputusan Strategis Manajemen Operasi
Dikemukakan oleh Jay Heizer dan Barry Render (2005).
Manajemen operasi atau sering dinamakan dengan manajemen produksi memuat sepuluh hal.  Hubungan antara kesepuluh komponen:
1. Perancangan barang dan jasa.
Berhubungan dengan kualitas dan SDM. Proses perancangan produk perusahaan akan mempengaruhi kualitas akhir produk. Oleh karena itu, perancangan barang dan jasa harus memasukkan unsur kualitas atau mutu, misalnya pada kualitas desain produk. Perancangan produk (barang atau jasa) menentukan jumlah SDM yang dibutuhkan untuk membuat produk. Misalnya perancangan produk meubel yang terdiri dari beberapa komponen. Dari komponen-komponen tersebut dapat ditentukan jumlah tenaga kerja.
2. Mutu.
Mutu atau kualitas produk harus dijaga pada saat proses pengerjaan produk (barang atau jasa). Sehingga penentuan mutu harus dilaksanakan pada saat perancangan produk dan perancangan proses.
3. Perancangan proses dan kapasitas
Perancangan proses dan kapasitas dilakukan setelah perancangan barang dan jasa selesai. Perancangan proses dan kapasitas berhubungan dengan mutu, SDM, persediaan, penjadwalan dan pemeliharaan. Mutu atau kualitas proses yang baik akan menghasilkan produk (barang atau jasa) yang diminati pelaggaan. Apabila proses telah ditentukan, makan akan diketahui pula jumlah SDM yang dibutuhkan perusahaan. Perancangan proses dan kapasitas akan menghasilkan tingkat ketersediaan produk (barang atau jasa), penjadwalan proses (scheduling), dan proses pemeliharan (maintenance).
4. Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi berkaitan dengan manajemen rantai pasok. Faktor pada rantai pasok (supply chain) yang berpengaruh antara lain transportasi dan jaringan distribusi.
5. Perancangan tata letak
Perancangan tata letak dilakukan setelah perancangan proses dan kapasitas. Perancangan tata letak akan berpengaruh pada SDM, persediaan, penjadwalan dan pemeliharaan.
6. SDM dan rancangan kerja
Faktor SDM meliputi keselamatan, kesehatan, job description, lingkungan kerja dan upah.
7. Manajemen rantai pasok
Manajemen rantai pasok dipengaruhi oleh pemilihan lokasi dan kualitas produk. Manajemen rantai pasok karena berkaitan dengan keputusan apa yang harus dibeli dan apa yang harus dibuat. Sehingga kualitas apa yang harus dibeli akan menentukan kualitas apa yang dibuat.
8. Persediaan
Keputusan persediaan dipengaruhi oleh perancangan proses dan kapasitas, SDM, dan perancangan tata letak.
9. Penjadwalan
Keputusan penjadwalan dipengaruhi oleh perancangan proses dan kapasitas, tata letakl dan SDM.
10. Pemeliharaan
Pemeliharaan berkaitan dengan menjaga mutu atau kualitas.




Bagan Hubungan 10 Keputusan MO

mo-juga









BAB III
KESIMPULAN

Produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran  (output) dengan masukan yang digunakan (input) pada suatu periode. Pengukuran produktivitas yaitu produktivitas faktor tunggal (rasio satu sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output)) dan produktivitas multifaktor (rasio banyak atau seluruh sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output)). Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas yaitu tenaga kerja, modal,serta seni dan ilmu manajemen. Aktivitas yang sebelumnya bukan merupakan bagian dari bisnis berdampak pada produktivitas rendah yang terukur pada sektor jasa walaupun produktifitasnya meningkat karena aktivitas ini sekarang lebih efisien dari sebelumnya. Dengan  menerapkan sepuluh keputusan manajer operasi maka diferensiasi, biaya rendah, dan respon yang cepat dapat dicapai.

  

Daftar Pustaka atau Sumber
1.     Buku Operations Management, Edisi 9, Jay Heizer dan Barry Render
2.      www.google.com  Jay Heizer dan Barry Render (2005)
3.      www.google.com  Nurrahman Blog’s

4.      www.google.com Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar