BAB
I
PENDAHULUAN
Kata
produktivitas memang telah menggema di Indonesia dalam beberapa tahun
belakangan ini, walaupun kegiatan untuk meningkatkan produktivitas baik
tenaga, modal, tanah, maupun sumber-sumber alam lainnya yang tersebar di seluruh
tanah air kita telah berlangsung lama. Kalau kita membicarakan
produktivitas, seharusnya kita tidak melepaskan diri dari falsafah negara
kita Pancasila. Peningkatan produktivitas mutlak diperlukan baik oleh
lingkungan badan pemerintah maupun swasta, karena peningkatan
produktivitas mengandung pertambahan hasil dan perbaikan tata pencapaian
produksi. Badan usaha yang sukses adalah badan usaha yang dapat mengolah
tenaga kerjanya dengan baik dan efektif. Produktivitas tenaga kerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kompensasi, insentif,
lingkungan kerja, pendidikan dan latihan, kesempatan kerja, dan kemampuan
manajerial.
Produktivitas mempunyai pengertian filosofis dan teknik operasional. Secara filosofis produktivitas merupakan sikap mental yang mempunyai pandangan bahwa "Mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini" {Ravianto1985). Sikap seperti di atas tentu sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan dalam melakukan berbagai aktivitas dan diharapkan pula menciptakan suasana kehidupan kerja dan prosedur kerja yang lebih baik serta dapat menciptakan metode-metode dan sistem kerja yang produktif dan dapat menghindari pemborosan-pemborosan yang pada akhimya mendatangkan kerugian bagi pihak badan usaha. Secara teknik operasional, produktivitas diartikan sebagai efisiensi dari penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pengeluaran yang efisien.
Produktivitas mempunyai pengertian filosofis dan teknik operasional. Secara filosofis produktivitas merupakan sikap mental yang mempunyai pandangan bahwa "Mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini" {Ravianto1985). Sikap seperti di atas tentu sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan dalam melakukan berbagai aktivitas dan diharapkan pula menciptakan suasana kehidupan kerja dan prosedur kerja yang lebih baik serta dapat menciptakan metode-metode dan sistem kerja yang produktif dan dapat menghindari pemborosan-pemborosan yang pada akhimya mendatangkan kerugian bagi pihak badan usaha. Secara teknik operasional, produktivitas diartikan sebagai efisiensi dari penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pengeluaran yang efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Produktivitas
Definisi
atau Pengertian Produktivitas menurut para ahli :
1. Werther (1986)
yang mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah
keluaran fisik per unit dari usaha produktif, produktivitas adalah
tingkat keefektifan dari penggunaan tenaga kerja dan peralatan.
2. Suprihanto (1992)
mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseiuruhan sumber
daya yang dipergunakan.
3. Winardi (1981)
mengatakan bahwa definisi atau pengertian produktivitas adalah rasio output
fisik dibandingkan dengan input fisik.
4. Jay Heizer
mengatakan bahwa pengertian produktivitas adalah perbandingan antara output
(barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber daya seperti tenaga kerja dan
modal).
Payaman
Simanjuntak (1983) mengungkapkan tiga definisi atau pengertian
produktivitas sebagai berikut :
- Secara
filosofis produktivitas mengandung pengertian pandangan
hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu
kehidupan, keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan
mutu kehidupan harus lebih baik dari hari ini.
- Secara
defmisi kerja produktivitas mengandung pengertian
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan
persatuan waktu.
- Secara
teknis operasional produktivitas mengandung makna
peningkatan produksi yang dapat terwujud dengan tiga bentuk yaitu:
Pertama, Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan
sumber daya manusia yang lebih sedikit. Kedua, Jumlah produksi yang
lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit. Ketiga, Jumlah produksi yang lebih besar dapat diperoleh dengan
pertambahan biaya yang relatif sedikit atau kecil. Dari beberapa
batasan yang dikemukakan di atas mengenai produktivitas, maka dapat
dikatakan produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran
(output) dengan masukan yang digunakan (input) pada suatu periode.
Adapun unsur masukan dapat digunakan berupa modal, tenaga kerja,
mesin dan peralatan, bahan-bahan, dan sebagainya. Sementara keluarannya
dapat berupa fisik unit atau nilai uang dan dapat berupa non fisik
dalam hal ini berbentuk jasa.
Definisi
atau pengertian di atas menunjukkan produktivitas total, karena dikaitkan
dengan masukan secara keseluruhan dan keluaran secara keseluruhan pula. Apabila
salah satu faktor masukan yang diperhitungkan dinamakan produktivitas
parsial. Misalnya produktivitas
tenaga kerja, karena ditinjau dan diperhitungkan khusus pada unsur tenaga
kerja saja.
2.2. Pengukuran
Produktivitas
Pengukuran produktivitas tenaga
kerja menurut system pemasukan fisik perorangan/perorang atau per jam kerja
orang diterima secara luas, namun dari sudut pandangan/ pengawasan harian,
pengukuran-pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya
variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang
berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam,
hari atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya
diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja
yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar.
Karena hasil maupun masukan dapat
dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai
suatu indeks yang sangat sederhana. Contohnya ketika produktivitas dapat
dihitung sebagai jam kerja per ton dari suatu jenis baja tertentu. Meskipun jam
kerja merupakan ukuran input yang umum, ukuran lain seperti modal (investasi
dalam dolar atau rupiah), bahan baku (jumlah ton bijih besi), atau energi
(kilowatt listrik) dapat digunakan. Contohnya dapat diringkas dalam persamaan
berikut.
Produktivitas
Sebagai contoh, jika output yang dihasilkan = 1000 dan
jam kerja yang digunakan adalah 250, maka
Produktivitas
= 4 unit per jam kerja
Untuk mengukur suatu produktivitas perusahaan dapatlah
digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia, yakni jam-jam kerja yang harus
dibayar dan jam-jam kerja yang dipergunakan untuk bekerja. Jam kerja yang harus
dibayar meliputi semua jam-jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam-jam yang
tidak digunakan untuk bekerja namun harus dibayar, liburan, cuti, libur karena
sakit, tugas luar dan sisa lainnya. Jadi bagi keperluan pengukuran umum
produktivitas tenaga kerja kita memiliki unit-unit yang diperlukan, yakni:
kuantitas hasil dan kuantitas penggunaan masukan tenaga kerja
2.3. Variabel
Produktivitas
Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga
variabel produktivitas ( productivity variables ) berikut:
1. Tenaga
kerja, berkontribusi sekitar 10% dari peningkatan tahunan.
2.
Modal, berkontribusi sekitar 38% dari
peningkatan tahunan.
3.
Manajemen, berkontribusi sekitar 52%
dari peningkatan tahunan.
Tiga faktor
ini sangat penting dalam meningkatkan produktivitas. Mereka mewakili bidang
cakupan yang luas di mana manajer dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan
produktivitas.
Tenaga
kerja, peningkatan tenaga kerja pada produktivitas di sebabkan oleh tenaga
kerja yang lebih sehat, lebih berpendidikan dan lebih bergizi baik. .
peningkatan ini juga dapat dikaitkan pada pendeknya hari kerja
Modal, manusia
merupakan mahluk yang memanfaatkan peralatan . investasi modal merupakan salah
satu peralatan tersebut. Pertukaran antara modal dan tenaga kerja selalu
berubah, semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin banyak proyek yang
membutuhkan modal besar yang ‘tersingkir’ karena tingkat pengembalian investasi
semakin kecil. Manajer menyesuaikan rencana investasi dengan
perubahan-perubahan dalam biaya modal.
Manajemen
merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen bertanggung jawab
memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan
produktifitas. Manajemen berperan dalam lebih dari setengah peningkatan
produktivitas tahunan, termasuk peningkatan yang diperoleh melalui penerapan
tekhnologi dan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Penerapan tekhnologi dan ilmu
pengetahuan sangatlah penting bagi masyarakat maju. Oleh karena itu, mereka
disebut masyarakat terdidik. Masyarakat terdidik adalah masyarakat dengan tenaga
kerja yang telah berpindah dari pekerjaan kasar ke pekerjaan yang berbasis
tekhnologi dan informasi yang tentunya memerlukan pendidikan berkesinambungan.
2.4. Produktivitas
dan Sektor Jasa
Sektor jasa
mempunyai tantangan khusus dalam proses pengukuran produktivita Secara
akurat dalam peningkatan produktivitas. Kerangka analisis tradisional dari
teori ekonomi hanya berlandaskan pada aktifitas penghasilan barang. Oleh karena
itu, kebanyakan data ekonomi yang dipublikasikan berkaitan dengan produksi
barang. Bagaimanapun juga, hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun ekonomi
jasa sementara ini meningkat, kita pernah mengalami pertumbuhan produktivitas
yang lebih lambat.
Produktivitas
di sektor jasa terbukti sulit ditingkatkan karena pekerjaan di sektor jasa:
1.
Biasanya padat karya,
contoh: konseling, mengajar
2.
Biasanya diproses
menurut keinginan individu yang unik, contoh: konsultasi investasi
3.
Biasanya merupakan
pekerjaan intelektual yang dilakukan oleh seorang profesional, contoh:diagnosis
kesehatan
4.
Biasanya sulit
dimekanisme dan diotomatisasi, contoh: potong rambut
5.
Kualitasnya sulit
dievaluasi, contoh: kinerja perusahaan konsultan hukum
Semakin
tinggi tingkat intelektual dan personal dari suatu pekerjaan, semakin sulit
pula mencapai peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas yang rendah
dalam sektor jasa dikaitkan dengan peningkatan aktivitas yang rendah
produktivitasnya dalam sektor jasa. Termasuk di dalamnya adalah aktivitas yang
sebelumnya bukan merupakan bagian dari bisnis, seperti tempat penitipan anak,
penyiapan makanan, pembersihan rumah dan jasa binatu. Kegiatan ini telah
dipindahkan keluar dari rumah dan masuk ke dalam ekonomi dengan semakin
bertambahnya kaum perempuan yang terjun ke dunia kerja. Aktivitas ini berdampak
pada produktivitas rendah yang terukur pada sektor jasa walaupun
produktivitasnya meningkat karena aktivitas ini sekarang lebih efisien dari
sebelumnya.
2.5. 10 Keputusan Strategis Manajemen
Operasi
Dikemukakan oleh Jay Heizer dan Barry Render
(2005).
Manajemen operasi atau
sering dinamakan dengan manajemen produksi memuat sepuluh hal. Hubungan
antara kesepuluh komponen:
1. Perancangan barang dan jasa.
Berhubungan dengan kualitas dan SDM. Proses perancangan produk
perusahaan akan mempengaruhi kualitas akhir produk. Oleh karena itu,
perancangan barang dan jasa harus memasukkan unsur kualitas atau mutu, misalnya
pada kualitas desain produk. Perancangan produk (barang atau jasa) menentukan
jumlah SDM yang dibutuhkan untuk membuat produk. Misalnya perancangan produk
meubel yang terdiri dari beberapa komponen. Dari komponen-komponen tersebut
dapat ditentukan jumlah tenaga kerja.
2. Mutu.
Mutu atau kualitas produk harus dijaga pada saat proses pengerjaan
produk (barang atau jasa). Sehingga penentuan mutu harus dilaksanakan pada saat
perancangan produk dan perancangan proses.
3. Perancangan proses dan kapasitas
Perancangan proses dan kapasitas dilakukan setelah perancangan barang
dan jasa selesai. Perancangan proses dan kapasitas berhubungan dengan mutu,
SDM, persediaan, penjadwalan dan pemeliharaan. Mutu atau kualitas proses yang
baik akan menghasilkan produk (barang atau jasa) yang diminati pelaggaan.
Apabila proses telah ditentukan, makan akan diketahui pula jumlah SDM yang
dibutuhkan perusahaan. Perancangan proses dan kapasitas akan menghasilkan
tingkat ketersediaan produk (barang atau jasa), penjadwalan proses (scheduling),
dan proses pemeliharan (maintenance).
4. Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi berkaitan dengan manajemen rantai pasok. Faktor pada
rantai pasok (supply chain) yang berpengaruh antara lain transportasi
dan jaringan distribusi.
5. Perancangan tata letak
Perancangan tata letak dilakukan setelah perancangan proses dan
kapasitas. Perancangan tata letak akan berpengaruh pada SDM, persediaan,
penjadwalan dan pemeliharaan.
6. SDM dan rancangan kerja
Faktor SDM meliputi keselamatan, kesehatan, job description,
lingkungan kerja dan upah.
7. Manajemen rantai pasok
Manajemen rantai pasok dipengaruhi oleh pemilihan lokasi dan kualitas
produk. Manajemen rantai pasok karena berkaitan dengan keputusan apa yang harus
dibeli dan apa yang harus dibuat. Sehingga kualitas apa yang harus dibeli akan
menentukan kualitas apa yang dibuat.
8. Persediaan
Keputusan persediaan dipengaruhi oleh perancangan proses dan kapasitas,
SDM, dan perancangan tata letak.
9. Penjadwalan
Keputusan penjadwalan dipengaruhi oleh perancangan proses dan
kapasitas, tata letakl dan SDM.
10. Pemeliharaan
Pemeliharaan berkaitan dengan menjaga mutu atau kualitas.
Bagan Hubungan 10 Keputusan
MO
BAB III
KESIMPULAN
Produktivitas
merupakan perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan yang
digunakan (input) pada suatu periode. Pengukuran produktivitas yaitu
produktivitas faktor tunggal (rasio satu sumber daya (input) terhadap barang
dan jasa yang dihasilkan (output)) dan produktivitas multifaktor (rasio banyak
atau seluruh sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan
(output)). Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel
produktivitas yaitu tenaga kerja, modal,serta seni dan ilmu manajemen.
Aktivitas yang sebelumnya bukan merupakan bagian dari bisnis berdampak pada
produktivitas rendah yang terukur pada sektor jasa walaupun produktifitasnya
meningkat karena aktivitas ini sekarang lebih efisien dari sebelumnya.
Dengan menerapkan sepuluh keputusan
manajer operasi maka diferensiasi, biaya rendah, dan respon yang cepat dapat
dicapai.
Daftar Pustaka atau Sumber
1. Buku
Operations Management, Edisi 9, Jay Heizer dan Barry Render
Tidak ada komentar:
Posting Komentar