Senin, 10 November 2014

Tugas PKO

1.        Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dan keabsenan? Kepuasan kerja dan pengunduran diri? Hubungan manakah yang lebih kuat?
·           Hubungan antara kepuasaan kerja dengan keabsenan : Tentu masuk akal apabila karyawan yang tidak puas akan pekerjaannya akan absen, namun faktor-faktor lain memiliki dampak pada hubungan tersebut dan mengurangi koefisien hubungan tersebut.
·           Hubungan antara kepuasaan kerja dengan pengunduran diri karyawan : Kepuasan juga berkorelasi negatif dengan pengunduran diri, namun hubungan tersebut lebih kuat dari apa yang telah kita temukan untuk keabsenan. Namun, kembali, faktor-faktor lain seperti kondisi bursa kerja,  harapan-harapan tentang pekerjaan alternatif, dan panjangnya masa kerja pada organisasi tertentu merupakan rintangan-rintangan penting bagi keputusan aktual untuk meninggalkan pekerjaan saat ini.
2.        Bagaimana para manajer dapat mempersiapkan karyawan agar lebih siap bekerja dengan mitra yang berbeda dengan mereka?
Cara para manajer dapat mempersiapkan karyawan agar lebih siap bekerja dengan mitra atau rekan kerja yang berbeda :
seorang manajer harus tertarik pada sikap para karyawan, karena sikap sikap tersebut memberikan peringatan akan masalah-masalah potensial dan pengaruh terhadap perilaku, mereka juga akan melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Mengingat manejer ingin menekan angka pengunduran diri dan ketidak hadiran terutama di antara karyawan yang lebih produktif, mereka ingin melakukan hal-hal yang akan menghasilkan sikap kerja positif. Hal terpenting yang bias dilakukan para manejer untuk meningkatkan kepuasan karyawan adalah berfokus pada bagian-bagian intrinsic pekerjaan, seperti membuat kerja tersebut menjadi menantang danmenarik. Meskipun bayaran yang rendah kemungkinan besar tidak akan menarik karyawan berkualitas tinggi atau mempertahankan pakerja yang baik, para manajer harus sadar bahwa bayaran yang tinggi tidak mungkin menghasilkan lingkungan kerja yang memuaskan. Manajer juga harus sadar bahwa karyawan akan berusaha mengurangi ketidak sesuaian kognitif, lebih penting ketidaksesuaian bisa diatur. Apabila karyawan diharuskan terlibat dalam aktivitas yang tampaknya tidak konsisten dengan mereka  atau yang berlawanan dengan sikapmereka, tekanan-tekanan untuk mengurangi ketidaksesuaian berkurang ketikakaryawan merasa bahwa ketidaksesuaian tersebut dibebankan secara eksternal dan berada di luar kendali mereka atau apabila penghargaan-penghargaan tersebut cukup signifikan untuk mengimbangi ketidaksesuaian tersebut.
3.        Bedakan antara keluar, bersuara, kesetiaan, dan pengabdian sebagai tanggapan karyawan terhadapkepuasan kerja.
1.        Keluar. Perilaku diarahkan ke meninggalkan organisasi, yang meliputi mencari posisi baru sekaligus mengundurkan diri.
2.        Suara. Secara aktif dan konstruktif berupaya memperbaiki kondisi, yang meliputi menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan sebagian bentuk kegiatan perserikatan.
3.        Kesetiaan. Secara pasif namun opimis menunggu perbaikan kondisi, yang meliputi membela organiasi dari kritikan eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal yang benar”

4.        Pengabaian. Secara pasif membiarkan keadaan bertambah buruk, yang meliputi keabsenan atau keterlambartan kronis, penurunan usaha, dan peningkatan tingkat kesalahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar